Makassar, Lintasnews5terkini.com — Disinyalir lemahnya pengawasan dan penindakan dari Aparat Penegak Hukum (APH) dan Instansi terkait membuat para mafia Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Sulawesi Selatan kian menggerogoti masyarakat, Petani dan Nelayan di Sulsel.
Para mafia BBM jenis solar tersebut diduga tak hanya menguras puluhan liter per hari, namun usaha ilegal mereka diperkirakan dapat menguras ton-tonan solar bersubsidi dari berbagai SPBU yang tersebar di wilayah sulawesi selatan. Parahnya lagi, disinyalir hampir separuh dari SPBU-SPBU di Sulawesi – selatan diduga bekerja sama untuk meraup keuntungan dari para mafia. Hingga Diduga kuat ada pembiaran.
Menanggapi hal itu, Ketua Bidang Hukum dan HAM Serikat Mahasiswa Muslimin Indinonesia (SEMMI) Sulsel Arie Musa mengungkapkan ada beberapa SPBU yang kami duga bermain dengan para mafia BBM bersubsidi jenis solar di Sulawesi Selatan. Bahkan kami punya beberapa vidio dimana Mobil tangki milik H.DH yang disinyalir siap overtap ke Kapal, Mobil tongki milik RNL diduga bongkar di belopa dan Mobil tangki yang kayaknya melakukan penjemputan di Kab. Barru. Serta surat kapal SPOB Rizky Borneo yang disinyalir BBM bersubsidi di datangkan dari Kuala Kapuas Kalimantan Tengah.
“Kami menuduga SPBU-SPBU di Kota Makassar yang bermain dengan Mafia BBM seperti yang terletak di Barombong, dijajaran Perintis Kemerdekaan, Alauddin, Tentara Pelajar dan galangan kapal diduga kuat terlibat dengan para mafia mafia BBM jenis Solar”, ungkap Arie Musa, Selasa, (9/10/2025).
Dari hasil dugaan dilapangan Ketua Bidang Hukum & HAM SEMMI Sulsel tantang pihak Kepolisian Polda Sulsel dalam hal ini Kapolda Sulawesi selatan untuk menumpas para mafia BBM jenis solar bersubsidi tersebut yang disinyalir meresahkan masyarakat. Bahkan mendesak Kapolda Sulsel untuk segera menginvestigasi lebih lanjut, memeriksa serta menetapkan tersangka dan mengungkap secara transparansi siapa para mafia ini. Serta memecat oknum oknum yang terlibat dalam penyalagunaan BBM subsidi ini.
“Sebab para mafia BBM jenis solar bersubsidi itu dapat merugikan Negara dan masyarakat khususnya para petani dan nelayan di daerah Sulawesi selatan kalau tidak segera dihentikan aktivitasnya”, ucapnya.
Selain itu, menurut Ketua Bidang Hukum dan HAM Sulsel dijatah dari pusat sekitar 1000 kl serta disinyalir untuk di bagikan Per-SPBU sekitar 24 atau 32 kl namun berdasarkan dugaan dilapangan ditemukan hanya sekitar 8 kl yang didapat per-SPBU.
“Jika dipersenkan disulawesi selatan disinyalir hanya sekitar 30% yang dikeluarkan oleh pihak Pertamina untuk dinikmati atau dimanfaatkan kemasyarakat, petani dan nelayan. Serta diduga sekitar 30% yang dimainkan oleh para mafia BBM. Yang jadi pertanyaan 40%nya dikemanakan?”, ucapnya.
Dari kabar angin, beberapa mafia BBM besar yang diduga bermain di sulsel yakni Inisial H.DH, ALX, AYN, RNL, WLM & SNT dan kemungkinan masih banyak lagi.
Sampai berita ini terbit belum ada klarifikasi dari pihak terkait.
(*)