Lintasnews5terkini.com | Sumedang – Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Regional Bandung menggelar Webinar Seri #9 yang bertajuk Strategi Menjadi Bawahan yang Baik di Era Digital, Selasa (22/2/2022). Tema ini mengulas bagaimana menjadi bawahan yang baik, yaitu dituntut untuk bisa bekerja dengan baik serta mampu membina hubungan yang baik dengan rekan kerja, atasan, bawahan, rekanan, dan lain sebagainya.
Kepala PPSDM Regional Bandung Belly Isnaeni dalam sambutannya mengatakan, mudah untuk menemukan pelatihan atau seminar terkait dengan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, tetapi sangat jarang menemukan seminar yang membahas tentang menjadi bawahan yang baik.
“Alhamdulillah kami sebagai lembaga pengembangan kompetensi terpikirkan untuk membuat seminar online ini yang akan membahas tuntas cara-cara sukses menjadi bawahan atau kader awal staf yang baik, khususnya di era digital sekarang ini,” tuturnya.
Belly mengungkap cara sederhana untuk meramalkan apakah seseorang bisa menjadi atasan yang baik nantinya kelak. Seseorang yang tidak bisa menjadi bawahan yang baik, kecil sekali peluangnya untuk menjadi atasan yang baik. Bagaimana mungkin bisa menjadi atasan yang baik jika dia tidak sanggup menjadi bawahan yang baik.
“Lihat saja kualitas pribadinya ketika dia menjadi bawahan. Jika seseorang sanggup menjadi bawahan yang baik untuk atasannya, maka dia punya peluang besar untuk menjadi atasan yang baik nantinya,” tambahnya.
Acara ini menghadirkan narasumber Widyaiswara PPSDM Regional Bandung Achmad Dheni Suwardhani yang sudah memiliki pengalaman di bidang organisasi, leadership, dan perkembangan digital.
Achmad Dheni menjelaskan, menjadi bawahan yang baik itu tidak berarti menjadi pribadi yang hanya bisa berucap “Siap, Pak” atau “Siap, Bu” saja. Karena mereka yang “ABS” (Asal Bapak Senang tidak termasuk bawahan yang baik. Bawahan yang baik itu ada kalanya harus menjadi supporter kuat bagi atasannya. Ada kalanya pula, harus menjadi sparing partner yang tangguh.
Lanjut Dheni, sparing partner berarti menempatkan diri sebagai orang yang sanggup memberikan masukan kepada atasan, melengkapi hal-hal yang masih kurang, atau menawarkan alternatif dan solusi yang lebih baik. Seorang sparing partner tidak pasrah begitu saja menerima apapun yang dilakukan atasannya. Dia menangkis, menghindar, bahkan menyerang. Dalam hubungan atasan dan bawahan, ketika menjadi sparing partner itulah seseorang secara tidak langsung melatih dirinya menjadi seorang atasan.
Webinar yang diikuti lebih dari 1.200 Peserta tersebut berlangsung lancar. BPSDM Kemendagri bersama PPSDM Regional Bandung akan terus menyelenggarakan berbagai seminar, workshop, Focus Group Discussion (FGD) dan berbagai pengembangan kompetensi lainnya dengan tema-tema yang menarik, solutif, dan kekinian.
Sumber : Puspen Kemendagri