Menparekraf Harap Festival Budaya Tionghoa di Sumut Jadi Simbol Kebhinekaan untuk Bangkitlan Ekonomi dan Buka Lapangan Kerja

Lintasnews5terkini.com | Medan – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, berharap Festival Budaya Tionghoa Indonesia yang digelar di Kota Medan, Sumatera Utara, bisa menjadi simbol kebhinekaan untuk membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja.

Menparekraf Sandiaga saat menghadiri Festival Budaya Tionghoa Indonesia di Restoran Ria, Medan, Kamis (3/2/2022) mengatakan festival ini diharapkan akan memberikan banyak dampak yang positif, melestarikan tradisi khas masyarakat Tionghoa, serta sarana pemersatu dalam kebhinekaan khususnya masyarakat Medan dan sekitarnya.

“Saya berharap Festival Budaya Tionghoa ini, mampu menjadi pemersatu dalam bingkai kebhinekaan untuk sama-sama membangkitkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya di tengah pandemi,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Menparekraf Sandiaga mengaku dirinya sudah tidak asing lagi dengan perayaan-perayaan dan budaya Tionghoa. Lantaran ia pernah tinggal di Singapura selama 6 tahun. Di sana saat perayaan Imlek, lanjut Sandiaga, kota selalu kosong karena masyarakatnya merayakan Imlek keluar daerah salah satunya Kota Medan yang menjadi tempat favorit.

“Saat perayaan Imlek, kota-kota di sana selalu kosong, mereka banyak yang datang dan merayakan Imlek di sini. Ini suatu tradisi yang menjadi daya tarik wisata khususnya di tahun 2022 yang menjadi simbol kebangkitan ekonomi Indonesia,” katanya.

Sandiaga juga selalu ingat beberapa hal mengenai budaya Tionghoa. Pertama saat Imlek pasti identik dengan Angpao, ini ada benang merahnya dengan budaya gotong royong dan saling peduli.

“Kedua budaya yang selalu ingat dari mentor saya dan itu tidak akan pernah lupa adalah saat bertemu masyarakat Tionghoa selalu saya ditanya sudah ‘Cia’ belum? atau yang artinya sudah makan belum,” ujarnya.

Dan yang ketiga, lanjut Menparekraf, saat perayaan Imlek atau festival lainnya selalu berbicara tentang _health and prosperity_ atau kesehatan dan keberkahan. Untuk itu Ia ingin mengajak semua di tengah pandemi untuk terus berinovasi, beradaptasi ,dan berkolaborasi.

“Event yang kita kolaborasikan ini harus menghadirkan sisi edukasi terkait sejarah dan budaya. Setelah itu juga ada hiburannya, seperti tadi di balik tarian barongsai yang multietnik di bawah Yayasan Sultan Iskandar Muda,” katanya.

Kemudian Menparekraf juga berpesan setiap event harus memiliki _empowerment_ untuk memberdayakan masyarakat setempat di setiap festival. Sehingga festival-festival ini akan menghidupkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Yang terakhir adalah _engagement_ untuk meningkatkan keterikatan kita kepada masyarakat. Namun tetap menerapkan CHSE,” katanya.

Saat Festival Budaya Tionghoa Indonesia, Menparekraf hadir bersama Anggota DPR RI Komisi X Sofyan Tan, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaran Kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani, Direktur Event Daerah Kemenparekraf/Baparekraf Reza Fahlevi, dan tokoh masyarakat Tionghoa Tansri Chandra.

Sumber : I Gusti Ayu Dewi Hendriyani – Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Catatan Redaksi : Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, dan/atau menghubungi wartawan kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: lintaslimaterkini@gmail.com Terima kasih.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *